Info Pesantren
Sabtu, 27 Jul 2024
  • Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama- Pemimpin Berakhlak Qur'ani Berwawasan Kebangsaan
  • Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama- Pemimpin Berakhlak Qur'ani Berwawasan Kebangsaan
3 April 2024

SANTRI ITU SEPERTI KACANG PANJANG

Rab, 3 April 2024 Dibaca 195x Berita Terkini

“Santri itu seperti kacang panjang. Dipotong-potong menjadi gado-gado, tetap bernama kacang panjang. Dimasak menjadi sayuran, tetap bernama kacang panjang. Begitu pula dengan santri, meski berada di mana pun, menjadi apa pun, harus tetap menjadi santri”, demikian tausiyah dari Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal-Hadis, Kota Bekasi, KH. Abu Bakar Rahziz, MA, dalam rangka Peringatan Nuzulul Qur’an, Khataman al-Qur’an sebanyak 308 kali selama Ramadhan, pemberian ijazah atas penamatan 18 Kitab Klasik, serta Launching Majalah Digital Santri Mahasina, 2 April 2024.

Masih lanjut KH. Abu Bakar Rahziz, MA, santri itu selalu berakhlak mulia, berbakti kepada kedua orang tua, dan suka menolong orang lain. Bagi PP Mahasina, pembinaan akhlak mulia sangat diutamakan, bahkan berada di atas kemampuan akademik, dan keterampilan teknis. Hal ini berangkat dari keyakinan bahwa akhlak mulia merupakan pondasi kesuksesan seseorang, baik yang terjun dalam dunia bisnis, politik, apalagi dunia keagamaan.

Rangkaian acara Peringatan Nuzulul Qur’an dimulai sejak pagi hari, dengan bergotong royong menjaga kebersihan, lalu dilanjutkan dengan di siang hari, sore hari, sampai malam hari. Di sore hari, Pengasuh PP Mahasina, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, MA, memberikan ijazah kepada santri-santri yang telah menamatkan kitab kuning (kitab klasik) warisan ulama terdahulu.

Menurut Ibu Nyai, ijazah mempunyau dua pengertian, yaitu sebagai tanda bahwa santri memahami dan menamatkan (at-tahammul) atas seluruh isi kitab serta sebagai legalitas bagi yang bersangkutan untuk mengajarkan kepada pihak lain. Di dalam ijazah, biasanya tertera sanad keilmuan dari guru-guru yang mengajarkan kitab itu, dari yang paling belakang sampai bersambung kepada penulisnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Nuzulul Qur’an PP Mahasina, Ustadz Lazuardi menjelaskan proses bagaimana santri bisa mengkhatamkan 308 kali al-Qur’an serta menamatkan 18 Kitab. Dalam soal khataman al-Qur’an, PP Mahasina membentuk kelompok-kelompok kecil, maksimal 40 orang, lalu mereka harus mengkhatamkan al-Qur’an setiap hari, setelah shalat subuh. Sementara itu, terkait dengan penamatan 18 kitab, Ustadz Lazuardi menjelaskan bahwa  pengajaran kitab di PP Mahasina sudah dilakukan sejak sebelum Ramadhan, lalu diintensifkan pada bulan suci tersebut. Pengajaran kuning di PP Mahasina melibatkan sekitar 16 pengajar, dengan sistem klasikal sesuai dengan kemampuan santri.

Acara penting lainnya dalam Peringatan Nuzulul Qur’an adalah launching Majalah Digital Santri Mahasina. Majalah ini diterbitkan untuk menampung karya santri dalam berbagai bentuk, baik berupa tulisan, gambar, dan lain sebagainya. Majalah Digital Santri Mahasina bisa diakses melalui: https://pesantrenmahasina.com/blog/majalah-mahasina-edisi-1-maret-2024/

Acara ini dengan salam-salaman antara pengasuh, wali santri, dan santri sendiri. Dengan diiringi shalawat Nabi Muhammad SAW, acara ini berlangsung syahdu dan khusyu. Meski belum lebaran, kita saling bermaaf-maafan dan mendokan untuk keberkahan seluruh keluarga besar PP Mahasina.

Artikel Lainnya

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an Wal Hadits

Jl. Masjid Raya No 50, Kp. Kemang RT/RW: 01/07, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17411