Info Pesantren
Minggu, 09 Feb 2025
  • Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama- Pemimpin Berakhlak Qur'ani Berwawasan Kebangsaan
  • Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama- Pemimpin Berakhlak Qur'ani Berwawasan Kebangsaan
27 Juli 2024

EMPAT PESAN KH. ABU BAKAR RAHZIZ UNTUK KEMAJUAN NU

Sab, 27 Juli 2024 Dibaca 825x Acara

Untuk meningkatkan kiprah NU pada umat, bangsa, dann negara, Ketua Syuriah NU Kota Bekasi KH. Abu Bakar Rahziz, MA menyampaikan 4 pesan penting. Kyai yang akrab dipanggil Abah menyampaikan pesan tersebut dalam Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus NU (PCNU) Kota Bekasi Masa Khidmat 2024-2029, di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadist, Kota Bekasi, Sabtu, 27 Juli 2024.

 

KH. Abu Bakar Rahziz, MA sedang menyampaikan sambutannnya

Keempat pesan itu adalah: Pertama, Pengurus NU harus meluruskan niatnya dalam berorganisasi, yaitu untuk mencari ridla Allah, untuk bersilaturahmi kepada para ulama, untuk belajar kepada para ulama, serta untuk melanjutkan dan menindaklanjuti perjuangan para ulama.

Kedua, Pengurus dan warga NU harus mempunyai kasih sayang, rasa cinta, suka memaafkan, doa yang luas. suka bermusyawarah, lalu bertawakkal kepada Allah. Hal ini sesuai dengan pesan al-Qur’an dalam Surat Al-Imran, ayat 159. KH. Hasyim Asy’arie sebagai pendiri juga menegaskan bahwa kita harus masuk NU dengan penuh cinta dan kasih sayang, agar kita dapat mencintai dan menyayangi warga NU.

Ketiga, kuatkan jam’iyah (organisasi) dengan menta’ati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, dan hasil permusyawaratan. Berbagai latar belakang warga NU serta berbagai macam kepentingannya tidak boleh melanggar aturan dan hasil permusyawaratan bersama.

Dalam rangka ini, KH. Abu Bakar Rahziz, MA mengingatkan kembali pesan Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar  untuk menjadi warga Nahdiyin yang utuh, bukan sekadar disebut jamaah NU, tetapi juga Jam’iyah yang mengerti aturan, AD/ART, dan tata tertib.

Keempat, jam’iyahkan (NU-kan) jamaah (masyarakat), dengan pengkaderan-pengkaderan baik tingkat cabang maupun tingkat kecamatan. NU juga harus peduli persoalan sosial-keagamaan di masyarakat, membantu menyelesaikan masalah keumatan, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, jamaahkan Jam’iyah, agar NU semakin luas dan memasyarakat, dengan menggulirkan program-program yang dapat dirasakan umat secara langsung. Ini bisa tercapai jika organ-organ NU rajin turun ke jamaah sehingga pada akhirnya jama’ah NU akan selaras dengan jam’iyah (organisasi) NU.

Para santri adalah kader yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karenanya di Mahasina semua santri di Mahasina sudah ikut pengkaderan NU. Santri Kelas 7 ikut pelatihan Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) IPNU-IPPNU, lalu santri  Kelas 8 ikut Latihan Kader Muda IPNU-IPPNU. IPNU merupakan singkatan dari Ikatan Pelajar NU. Sedangkan IPPNU adalah Ikatan Pelajar Puteri NU.

Kyai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadist, Kota Bekasi, mengakhiri sambutannya dengan menyitir pandangan salah satu tokoh NU, KH. Mahrus Ali agar NU sering ke pesantren, karena NU lahir dari pesantren, oleh pesantren, dan untuk pesantren. “Pesantren adalah NU kecil dan NU adalah pesantren besar. Pesantren tutup, NU wassalam,” demikian ungkap KH. Mahrus Ali yang digaungkan kembali oleh KH. Abu Bakar Rahziz, MA

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an Wal Hadits

Jl. Masjid Raya No 50, Kp. Kemang RT/RW: 01/07, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17411