Al-Qur’an merupakan mukjizat paling penting yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini merupakan panduan utama bagi umat manusia untuk sukses di dunia dan selamat di akhirat kelak.
Untuk itulah, maka pada Bulan Suci Ramadhan ini, Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadist, Kota Bekasi, membentuk kelompok-kelompok santri, maksimal 30 santri, untuk mengkhatamkan al-Qur’an, masing-masing membaca 1 juz. Program ini dilaksanakan setelah santri melaksanakan dzikir shalat Subuh.
Tentu saja, yang masuk dalam kelompok ini adalah santri yang lulus tahsin (perbaikan) bacaan al-Qur’an. Rata-rata dari Kelas 9 ke atas dan sebagian dari Kelas 8. Kelompok santri yang paling bagus bacaannya, membaca al-Qur’an dengan pengeras suara. Sementara sisanya membaca sendiri, sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok dibimbing oleh tiga orang guru.
Bagaimana dengan santri yang masih belum lulus tahsin? Pada waktu yang sama, mereka juga mengaji al-Qur’an, cuma tidak ditargetkan untuk mengkhatamkannya. Pengelompokan di antara mereka juga lebih kecil. Setiap kelompok hanya beranggotakan lima santri.
Pengelompokan seperti itu berlaku untuk seluruh santri, baik putera maupun puteri.
Program ini berlangsung dari pertama puasa sampai liburan nanti, sekitar 3 April 2024 nanti. Jika tidak ada halangan, berarti setiap kelompok akan menamatkan bacaan al-Qur’an sebanyak 22 kali.
Pada hari pertama, Pengasuh PP Mahasina, KH. Abu Bakar Rahziz, MA terjun langsung untuk memantau bahkan ikut mengatur kelancaran program ini. Begitu pula dengan Bu Nyai Hj. Badriyah Fayumi, LC, MA, yang selalu menemani santri puteri. Kita berdoa, semoga Pengasuh PP Mahasina selalu dalam keadaan sehat, sehingga bisa menemani santri setiap saat.
Banyak Hadist dari Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan betapa besar pahala dan kemuliaan dari belajar membaca al-Qur’an, menghatamkannya, serta mengajarkannya. Sebuah Hadist menjelaskan bahwa pahala belajar dan mengajar al-Qur’an setelah shalat Subuh sama dengan pahala haji. Luar biasa kan!
Tentu saja, pahala dan keberkahan dari membaca al-Qur’an tidak hanya menjadi milik para santri semata, melainkan juga akan mengalir kepada orang tua dan keluarga mereka, baik yang masih ada maupun yang sudah mendahuluinya. Sebab santri menjadi santri karena dukungan penuh dari orang tua. Keikhlasan orang tua dalam memberikan nafkah kepada anaknya di pesantren, ketabahan orang tua yang rela berpisah dengan anak tersayang, serta keyakinan orang tua bahwa belajar agama di pondok akan menjadi penyelamat mereka di dunia dan akhirat, serta pengorbanan orang tua lainnya akan menjadi sumber keberkahan dan pahala yang akan mengalir terus.
Orang tua yang mempunyai anak mondok seharusnya bahagia dan lebih tenang dalam berkarya, demi bangsa dan keluarganya.
Semoga Allah SWT meridlai perjuangan kita semua dan mencatatnya sebagai amal kebaikan. Amin….
Alhamdulillah..semoga menjadi penerus Islam yang baik dan benar ..
Tinggalkan Komentar