Puisi hasil karya gabungan Pengurus Organisasi Santri (ORSAM) Puteri ini cukup membuat santri baru meneteskan air mata, mengenang kebaikan orang tua masing-masing. Iringan musik melankolis juga menambah syahdu suasana dini hari, 25 Juli 2024.
Aulia Mutiara Arafah, Kelas 12, dari Bekasi Timur, yang malam itu didaulat membacakan puisi di atas menghayati dengan baik, sehingga ia sendiri terhanyut dalam sungai kesedihan.
“Kemarin aku masih berteriak: ibu aku lapar, aku mau makan. Kemarin aku masih berteriak: Ayah, minta uang jajan dong! Kini, hari-hari yang memanjakan ku sudah berlalu. Sedih, sedih, sedih…
Ibu, malam ini aku ingin bersimpuh di haribaanmu dan memcium kakimu, tuk merasakan kembali kasih sayangmu, belaianmu, memohon segala doa, dan menghapus kenakalanku…
Ibu, engkau pasti masih ingat saat melahirkan ku: mempertaruhkan nyawa, mengerang menahan rasa sakit, dan tidak peduli akan apa pun kecuali berjuang menyelamatkan ku. Setelah itu, kau menjagakku, merawatku, menghapus tangisku, dan mendengarkan curahan hatiku.
Ibu, kini aku beranjak dewasa. Aku sadar, aku belum mampu melukis senyum di bibirmu, memercikan bahagia di mata mu, atau berbakti kepada mu. Hari ini, aku memulai kehidupan baru, terpisah dari pangkuanmu. Aku sedih, Ibu juga sedih. Tapi aku yakin, inilah awal kebahagiaan kita semua dunia akhirat. Karena di sini, aku belajar ilmu Ilahi, bekal kesuksesan yang hakiki.
Ayah, malam ini, aku ingin sekali bersimpuh di hadapanmu, memohon maaf atas kenakalanku. Keringat yang kau cucurkan untuk menafkahiku seluas samudera dan aku tidak sanggup untuk membalasnya..
Aku tahu kau lelah, tubuhmu semakin menua, tapi kau tak pernah menyerah. Sekali lagi, aku tak sanggup membalasnya…
Ayah, ibu, aku mulai senang berada di pondok. Karena aku tak sendiri. Aku memiliki sahabat baru, dan keluarga baru. Aku jadi leluasa untuk mendoakan kebahagiaan Ayah-Ibu dunia akhirat, aku juga akan rajin belajar mengaji, agar selalu dapat mengirimkan pahala untukmu. Aku juga akan belajar menjadi anak shaleh, berakhlak mulia, tangguh, dan mandiri, agar dapat membalas jasamu, sedikit demi sedikit….”
Demikianlah sebagian petikan puisi yang dibacakan dalam Innaugurasi Santri Baru. Semoga akan menjadi titik tolak dari kesuksesan putera-puteri Ayah-Ibu semua, sekaligus pembawa kebahagian seluruh keluarga, baik di dunia maupun di akhirat. Amin…
Tinggalkan Komentar