Santri baru atau walinya sedang melakukan registrasi….
Santri lama menyambut kedatangan santri baru dengan antusias, seperti kaum Anshar menyambut kaum Muhajirin di zaman Nabi Muhammad SAW….
Air mata menjadi saksi betapa pedihnya berpisah dengan orang tua dan sanak saudara. Aku mulai perjalanan dari Rokan Hilir (Riau, Sumatera) menuju Kota Bekasi dengan cucuran air mata kesedihan. Tapi aku yakin akan pulang kembali dengan air mata kebahagiaan.
Ya Allah, aku hantarkan anakku ke PP Mahasina, meski dengan tertatih-tatih, meski dengan kursi roda. Aku tidak meminta kekayaan, istri cantik, atau jabatan. Tapi tolong kabulkan 1 permintaanku ini: jadikanlah anakku yang akan mondok di Mahasina sebagai anak sholeh, yang akan melindungiku dari api neraka dengan doa-doanya, dengan lantunan ayat suci al-Qur’an yang dibacanya, serta dengan dzikir dan shalawat yang terucap dari bibirnya Amin…….
Sandal yang tertata rapi berkata: “Hai Tim Redaksi, stop membuat cerita sedih. Kita harus menyambut kedatangan santri dengan riang gembira, bukan dengan mengumbar air mata.” Tim Redaksi menjawab: “Siapppppp”.
Aku bergembira di PP Mahasina. Baru duduk saja sudah dapat teman baru. Baik-baik lagi…..
Aku juga bergembira meski harus berpisah dengan orang tua. Kita sorakin Tim Redaksi yuk, jika menggiring pembaca untuk sedih…..
Aku juga mewakili santri putera, tak ada kamus sedih meski berpisah dengan orang tua….
Aku juga gembira. Lihat nih aku sedang tertawa gembira….
Kalau kami malah sekeluarga tertawa gembira. Laki-laki harus tegar. Laki-laki harus gagah perkasa, tidak cengeng, tidak kemayu. Bisik-bisik dalam hati: Paling-paling kalau tak tahan, aku akan nangis di kamar mandi sendirian…..
(Hei Tim Redaksi, gak boleh gitu dong. Dijewer nih, kalau nyerempet ke cerita sedih. Tim Redaksi menjawab: Ampuuuuuun).
Si adik: “Ada apa sih ribut-ribut?” Abang Menjawab: “Aku mau mondok dik”. Si adik: “Ikuuuuuuuut”.
Si Abang: “Adek nanti mondoknya di Pesantren Anak saja. Sebentar lagi PP Mahasina akan membuka pesantren untuk anak-anak lho.” Adek: “Asyiiiiiik, akhirnya aku bisa ikut mondok juga.”
Tapi sebelum kita mondok, kita mabar dulu. Main game bersama ………..
Pada akhirnya, tolong jangan dilupakan jasa Tim Kebersihan Santriwati. Berkat mereka, kebersihan PP Mahasina di area puteri dalam even-even penting, selalu terjaga.
Tinggalkan Komentar