“Abu Lahab yang divonis masuk neraka sejak masih hidup masih mendapatkan keringan dari siksaan setiap hari Senin, karena pernah bergembira saat ponakannya yaitu Muhammad Ibnu Abdillah, lahir ke dunia. Karena itu, masyarakat yang menghadiri maulid Nabi Muhammad di Pesantren Mahasina dan di tempat lain, akan mendapatkan limpahan berkah, Insya Allah, baik di dunia dan akhirat”, demikian salah satu pesan dari KH. Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU, saat memberikan Tausiyah Maulid Nabi Muhammad, di PP Mahasina, Jatiwaringin, Pondok Gede, Kota Bekasi, 7 November 2024.
Meski Abu Lahab bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad masih kurang tulus, ada nuansa politis, dan tidak disertai keimanan masih saja mendapat discount dari siksaan. “Apalagi kita yang jelas-jelas mengakui ke-Esa-an Allah dan kenabian Nabi Muhammad, lalu sering mengikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad, Insya Allah akan mendapatkan ampunan dan keberkahan dari Allah SWT,” ungkap kyai yang akrab dipanggil Romo ini mempertegas urgensi memperingati Maulid Nabi Muhammad.
Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri seluruh ulama, terutama dari NU, yang ada di Kota Bekasi, seperti Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Bekasi, KH. Ayi Nurdin, Ketua LAZIZNU Pusat, Habib Ali Hasan Albahar, calon Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe mewakili Triadhianto (Pasangan calon Wali Kota yang diusung PKB, PDI Perjuangan, dan Gerindra), serta berbagai tokoh lainnya. Tentu saja, pendamping kedatangan Rais Aam PBNU adalah KH. Abu Bakar Rahziz, MA selaku pengasuh PP Mahasina, sekaligus sebagai shahibul bait.
Miftachul Akhyar berharap agar masyarakat tidak sekadar menghadiri Maulid Nabi Muhammad, melainkan juga membangun silaturahmi antar sesama umat Islam dan mengambil menyerap ajaran yang disampaikan dalam acara maulid itu.
Sementara itu, Pengasuh PP Mahasina, KH. Abu Bakar Rahziz, MA merasa gembira dan bersyukur atas kehadiran Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar ke Kecamatan Pondok Gede. “Dapat dikatakan, ini merupakan kesempatan langka, karena tokoh nomor satu di NU, bisa hadir di kawasan ini,” demikian ungkap kyai yang akrab dipanggil Abah.
Abah juga mengingat-ingat bahwa KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di waktu muda, pernah datang ke kawasan ini, saat diundang oleh sesepuh ulama di Jatiwaringin yang juga merupakan sesepuh dari ulama-ulama yang ada saat ini, termasuk juga sesepuh dari pendiri dan pengasuh PP Mahasina sendiri.
“Jadi, rasanya sudah lama tidak ada tokoh besar yang datang ke wilayah ini. Karena itu, kehadiran tokoh internasional, yaitu Romo KH. Miftachul Akhyar, patut disambut gembira,” demkian ungkap Abah.
Tinggalkan Komentar