GURU PP MAHASINA RAKER SAMPAI TENGAH MALAM

Untuk meningkatkan pengasuhan, pendidikan, pelayanan, dan pengayoman kepada seluruh santri demi masa depan yang cemerlang, seluruh Tenaga Pendidik dan Kependidikan PP Mahasina, Kota Bekasi, mengadakan Rapat Kerja dari pagi hari, sampai larut malam, sekitar Jam 23.42 WIB, Senin, 6 Januari 2026. Acara ini dipandu dan dipimpin langsung oleh Pengasuh PP Mahasina Drs. KH. Abu Bakar Rahziz, MA dan Nya Hj. Badriyah Fayumi, Lc, MA.

Ini menunjukkan tekad, keseriusan, dan kesungguhan seluruh tenaga pendidik (pengasuh dan para guru) serta tenaga kependidikan (seluruh karyawan, termasuk tim dapur dan laundry), dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para santri, agar mereka tenang, senang, nyaman, dan berprestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Dalam pengarahannya, Pengasuh PP Mahasina,  KH. Abu Bakar Rahziz, MA mengungkapkan betapa besar tanggung jawab pendidik terhadap santri, wali santri, masyarakat, dan bahkan kepada Allah SWT. “Untuk itulah seluruh guru dan karyawan harus memperbaiki dan meningkatkan niat baiknya, lalu bergerak memberikan pelayanan dan menyelesaian persoalan terkait para santri, serta bersungguh-sungguh dalam menjalankan kegiatan pendidikan, baik di kelas maupun di luar kelas,” ungkap Pengasuh yang menjadi pimpinan tertinggi organisasi NU Kota Bekasi.

Kyai yang akrab dipanggil Abah juga menjelaskan bahwa semakin banyak santri, maka akan semakin banyak masalah. Karena itu, Abah berharap kesungguhan para guru dan karyawan dalam menangani santri juga harus meningkat.

Sementara itu, Nyai Hj. Badriyah Fayumi menjelaskan bahwa proses pendidikan di PP Mahasina berlangsung selama 24 Jam, mulai dari bangun tidur menjelang subuh sampai tidur lagi. Bahkan tidur pun juga harus penuh dengan nilai-nilai pendidikan. Karena itu, kurikulum di PP Mahasina tidak hanya terkait pelajaran di kelas, melainkan juga di luar kelas.

Ini membutuhkan guru dan karyawan yang tangguh dan sungguh-sungguh, baik dalam rangka mengembangkan santri sesuai dengan bakat dan minat atau dalam rangka mencegah santri melakukan hal-hal yang tidak baik, melalui ucapan atau perbuatan. Untuk mengembangkan para santri, koordinator program harus meningkatkan kinerjanya. Untuk mencegah santri dari hal yang tidak baik, para guru harus menyiapkan sanksi on the spot yang bersifat mendidik, bukan menyakiti, apalagi sampai mencederai. “Ingat PP Mahasina sudah diakui oleh Pemerintah dan berbagai kalangan, sebagai lembaga pendidikan yang anti kekerasan,” ungkap Bu Nyai penuh semangat.

Setelah mendengarkan pengarahan dari kedua pengasuh, para guru dan karyawan melakukan rapat lanjutan, yaitu presentasi dari berbagai koordinator program yang dilakukan oleh guru dan dari divisi-divisi pelayanan yang dilakukan oleh para karyawan. Rapat berlangsung seru sampai tengah malam.

Semoga Allah SWT memudahkan pengasuh, guru, dan karyawan dalam merealisasikan hasil rapat ini. Amin….!