Info Pesantren
Sabtu, 27 Jul 2024
  • Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama- Pemimpin Berakhlak Qur'ani Berwawasan Kebangsaan
  • Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama- Pemimpin Berakhlak Qur'ani Berwawasan Kebangsaan
29 Maret 2024

RANGKAIAN TAUSIYAH DARI PENGASUH MENJELANG LIBURAN

Jum, 29 Maret 2024 Dibaca 730x Berita Terkini

Menjelang liburan 3 April 2024, Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina, KH. Abu Bakar Rahziz, MA menyampaikan serangkaian tausiyah kepada santri, mulai dari Kamis 28 Maret 2024 sampai dengan 29 Maret 2024 dalam 3 waktu berbeda, yakni selesai shalat Tarawih, setelah shalat shubuh, dan setelah shalat Ashar.

Melihat banyaknya waktu yang dialokasikan untuk tausiyah menandakan acara ini sangat penting, terutama sebagai bekal santri saat liburan.

Tidak hanya itu saja, dalam rangkaian tausiyah, 28 Maret 2024, sehabis shalat Tarawih, kyai yang akrab dipanggil Abah ini juga membagikan santunan kepada anak yatim di PP Mahasina, bahkan juga memberikan uang jajan kepada santri lainnya, termasuk kepada guru-guru yang hadir di saat itu.

Bagi santri, nilai uang yang diberikan oleh Abah tidak penting, namun suasana kegembiraan dan keakraban antara santri dan pengasuhnya merupakan peristiwa yang tidak ternilai harganya. Bahkan banyak santri yang berucap akan melaminating uang pemberian Abah sebagai souvenir dan kenang-kenangan seumur hidup.

Dalam tausiyah edisi perdananya, Abah yang juga Ketua Rais Syuriah Pengurus Cabang NU Kota Bekasi menyampaikan bahwa manusia harus menyayangi sesama manusia, karena kasih sayang Allah SWT kepada kita sangat tergantung pada sejauh mana kita menyayangi manusia lainnya. “Sayangilah yang ada di bumi, niscaya engkau akan mendapatkan kasih sayang dari yang ada di langit,” demikian ungkap Abah seraya menyitir sebuah hadist Nabi Muhammad SAW.

Masih lanjut Abah, kalau sesama manusia saja harus saling menyayangi, apalagi antar sesama teman yang sering bertemu, bermain bersama, dan belajar bersama. Santri Mahasina yang datang dari berbagai daerah, mulai dari Papua sampai Sumatera, harus menjadi sumber berkah untuk saling mengenal budaya dan adat istiadat, bukan menjadi sumber perpecahan satu sama lain.

Selanjutnya Abah menyampaikan bahwa kunci untuk dapat hidup nyaman dan tenang di tengah segala macam perbedaan adalah qalbun salim atau hati yang damai. Hati yang damai adalah hati yang bersih dari segala macam anasir jahat, seperti iri, dengki, benci, dan semacamnya. “Santri Mahasina harus selalu berlatih untuk mempunyai qalbun salim,” ungkap Abah penuh semangat.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Categories

Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an Wal Hadits

Jl. Masjid Raya No 50, Kp. Kemang RT/RW: 01/07, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17411