Pada Tahun Ajaran 2024-2025, perubahan untuk lebih baik di PP Mahasina tidak hanya terjadi secara fisik melalui pembangunan sarana dan pra-sarana, melainkan juga akan terlihat pada pengelolaan proses pendidikan serta proses belajar mengaja. “Beberapa perubahan penting perlu dilakukan sebagai evaluasi terhadap perjalanan proses pendidikan sebelumnya dan proyeksi kemajuan di masa mendatang,” ungkap Pengasuh PP Mahasina, Hj. Badriyah Fayumi, LC, MA, ketika membuka Pelatihan Kurikulum Merdeka, di Masjid Abu Bakar As-Shiddiq, 2 Juli 2024.
Masih menurut Bu Nyai, beberapa perubahan yang akan terjadi, antara lain: penyeragaman waktu untuk mengaji al-Qur’an di pagi hari, mulai jam 07.00 WIB. Selain itu, waktu belajar mengaji akan lebih panjang, yakni sekitar 1,5 jam. Ini bertujuan agar santri PP Mahasina lebih cepat untuk bisa mengaji, menghafal al-Qur’an, serta memahaminya.
Ketua Madrasatul Qur’an PP Mahasina Ustaz Afham Abdullah yang juga seorang hafiz dari sebuah pesantren di Jawa Tengah bertekad mengawal perubahan ini dengan berupaya untuk lebih menyeragamkan metode pengajian serta berupaya meningkatkan disiplin para santri untuk mengikuti program tersebut.
Sebagai informasi, dalam soal pengajian al-Qur’an, PP Mahasina menggunakan 7 jilid dari kitab Yanbu’a dan harus diselesaikan oleh para santri, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Metode Yanbu’a disusun oleh para kyai yang mempunyai pesantren tahfiz di Jawa Tengah yaitu yaitu KH. Muhammad Ulinnuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. M. Manshur Maskan (Alm). Selain tiga tokoh utama, penyusunan metode ini juga dibantu oleh tokoh lain di antaranya: KH. Sya’roni Ahmadi (Kudus), KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma’mun Muzayyin (Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus).
Selanjutnya, masih menurut Bu Nyai, PP Mahasina akan membentuk klub-klub bagi santri yang mempunyai minat khusus. Nanti akan ada Klub Kitab Kuning, Klub Bahasa Arab, Klub Bahasa Inggris, Klub Matematika dan Sains, Klub Santri Jurnalis, dan lain sebagainya. “Beberapa klub itu memang sudah ada sebelumnya, namun pada tahun ajaran mendatang akan lebih ditingkatkan lagi, dengan memberikan dukungan maksimal bagi kemajuan mereka,” ungkap Bu Nyai yang juga anggota Majelis Masyayikh, sebuah lembaga yang dikukuhkan Menteri Agama bertugas sebagai penjamin mutu eksternal bagi pesantren sebagaimana diamanatkan UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Menurut Bu Nyai, menjelang tahun ajaran baru, PP Mahasina telah merekrut guru baru, lulusan pesantren, perguruan tinggi umum, dan bahkan lulusan al-Azhar Mesir, King Fahd University, Saudi Arabia, dan perguruan tinggi di Maroko. Mereka rata-rata telah menyelesaikan pendidikan tingkat S-1 dan bahkan S-2 di lembaga pendidikan masing-masing. “Semua ini dilakukan untuk kemajuan PP Mahasina”, ungkapnya penuh optimisme.
Tinggalkan Komentar