Selama beberapa hari, dari 13 Maret-18 Maret 2025, dua mahasiswa dari Indonesia mempelajari model pendidikan di PP Mahasina, Kota Bekasi. Mereka adalah Sayyid Ahmad Suhail dan K. Sayyid Mubashir dari Madan Sadath Academy, India.
Di India, biasanya nama yang memakai Sayyid di depannya adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Madan Sadath Academy, India, merupakan lembaga pendidikan ternama di negeri Syahrul Khan itu, yang menyebar di 5 wilayah dengan 30 ribu mahasiswa, 500 di antara mereka adalah kaum sayyid atau keturunan Nabi Muhammad SAW.
PP Mahasina dianggap merupakan salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang dapat menggabungkan unsur-unsur tradional dengan unsur-unsur modern, sehingga mampu mempertahankan akar keilmuan dari Nabi Muhammad dan kaum as-shalafus shaleh (sahabat Nabi, para tabi’in dan tabiu at-tabiin), namun tidak mengabaikan hal-hal baru yang berkembang di dunia modern.
Hal ini sesuai dengan falsafah “al-muhafadzatu as-salafi as-shaleh wal akhdzu bil al-jadidi ashlah” yang berarti memelihara warisan kaum salaf yang baik, sebagaimana juga dapat mengambil unsur kemodernan yang lebih baik.
Selama berada di PP Mahasina, mahasiswa dari India tadi mengikuti kegiatan seperti santri pada umumnya, namun sekali-kali mereka dapat kesempatan untuk bertemu dan mengajar santri PP Mahasina, meski bukan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang formal, melainkan secara informal dalam bentuk halaqah khusus atau halaqah umum.
Oh ya, sepertinya mahasiswa dari India tadi hafal al-Qur’an. Dalam satu momen taraweh, di mana imam membacakan ayat al-Qur’an selain juz 30, lalu sang imam lupa sedikit, Sayyid Ahmad Suhail ternyata bisa mengingatkan sang imam perihal kata yang ada dalam ayat yang dilupakan tadi.
Berikut adalah sebagian foto-foto kegiatan kedua sayyid itu di PP Mahasina:
Tinggalkan Komentar