Bintang utama dalam Acara Tasmi’ Hafalan al-Qur’an bil Ghoib, dari 18-19 Oktober 2024, di PP Mahasina, Kota Bekasi, adalah ananda Hamid Mukarrul Arosy, Santri Kelas 10 MA Mahasina. Maklum santri dari Tegal ini, men-tasmi’-kan (memperdengarkan) bacaan al-Qur’an sebanyak 30 juz sekaligus, selama 2 hari, non stop, di hadapan beberapa guru dan para santri. Daftar Santri PP Mahasina yang tampil dalam acara Tasmi, 2024, bisa dilihat dalam link berita ini: https://pesantrenmahasina.com/khataman-al-quran-tanpa-melihat-kitab/
Di hari-hari biasa, ananda Hamid hampir tiap hari membaca al-Qur’an tanpa melihat, tepatnya di sore hari menjelang maghrib. Dengan bacaan murattal, sore hari di PP Mahasina penuh dengan kesyahduan, terutama karena ada bacaan al-Qur’an secara langsung, dan bukan hasil rekaman sebagaimana kita mendengarkan di masjid atau mushalla. Tingkat kesyahduan bacaan langsung dengan hasil rekaman tentu saja berbeda.
Penanggung Jawab Madrasah al-Qur’an yang juga hafal al-Qur’an 30 Juz, Ust. Afham Habibullah, juga banyak mendengarkan bacaan al-Qur’an di depan ananda Hamid, meski sekali-kali memantau tasmi’ di area lainnya. Karena beliau menjadi penannggung jawab utama Acara Tasmi’ dan Hari Santri Nasional PP Mahasina, sudah pasti beliau harus memantau semuanya agar berjalan lancar.
Pengasuh PP Mahasina, KH. Abu Bakar Rahziz, MA juga memantau dan memperhatikan semua lokasi tasmi’. Namun khusus untuk lokasi ananda Hamid, kyai yang akrab dipanggil Abah ini ikut merekam sendiri berkali-kali.
Bagaimana dengan para santri? Rupanya santri lebih banyak berkumpul di area ananda Hamid melakukan tasmi’. Sambil membawa al-Qur’an, mereka berkerumun di sekitar ananda Hamid, ikut mendengarkan alunan bacaan al-Qur’an santri yang berkaca mata ini. Banyak juga santri yang meletakkan air minum di sekitar ananda Hamid. “Siapa tahu, melalui air ini, Allah mengalirkan semangat belajar untuk saya,” ujar seorang santri Kelas 8 MTs putera yang tidak mau disebutkan namanya.
Ayo siapa yang mau menjadi hafidz al-Qur’an, semangat untuk menghafal….! Setelah tamat MA, ditambah dengan pemahaman kitab, Bahasa Arab dan Inggris, para penghafal al-Qur’an sangat gampang untuk mendapatkan bea siswa di perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Jadi, Insya Allah, para hafiz akan mendapat kebaikan (hasanah) di dunia dan akhirat! Tidak percaya, mari menjadi hafiz!
Tinggalkan Komentar