Khalisa Nur Rahimah sedangkan menyampaikan pidato dalam Bahasa Inggris. Semasa menjadi santri pernah mengikuti perkemahan di Rusia. Iya, di Rusia, di negeri Vladimir Putin. Kini lulus kuliah melalui Jalur Prestasi (Berbeasiswa) Jurusan Hubungan Internasional.
Dalam Muwadda’ah 2024 di Pondok Pesantren PP Mahasina, Minggu, 11 Agustus 2024, perwakilan alumni menampilkan pidato dalam bahasa yaitu pidato berbahasa Arab oleh Ahmad Dzakwan Hadi, pidato berbahasa Inggris oleh Khalisa Nur Rahimah, dan pidato berbahasa Indonesia Tazqiya Nur Hayliah. Muwadda’ah secara sederhana berarti berpamitan dan mohon doa restu untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupan berikutnya. Bagi para alumni PP Mahasina, tugas berikutnya adalah kuliah, bekerja, atau mengabdi di lembaga pendidikan.
Ahmad Dzakwan Hadi menyampaikan pidato berbahasa Arab
Dalam pidato bahasa Arab Ahmad Dzakwan Hadi menjelaskan bahwa apa yang kita rasakan, yang kita lihat, dan kita dengerkan dan yang kita kerjakan semuanya mengandung nilai- nilai pendidikan baik untuk hati, pikiran, dan untuk kebaikan amal perbuatannya. “Apa yang terjadi di pondok ini berlandaskan pada ajaran Islam dan sesuai dengan prinsip memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik, ” ungkap alumni yang pernah menjadi juara dalam berbagai lomba pidato bahasa arab semasa menjadi santri.
Alumni yang pernah jadi ketua orsam ini mengucapkan berterima kasih kepada pengasuh KH. Abu Bakar Rahziz, MA dan Nyai Hj. Badriyah Fayumi, LC, MA serta para guru yang telah mengasuh mendidik dan mengajar para santri sehingga kita bisa hidup berbeda, lebih baik serta tidak berada dalam kejahilan. ” Karena itu kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada para pengasuh dan para guru atas segala bimbingannya, ” ungkap alumni angkatan ke 04 ini.
Selanjutnya dalam pidato berbahasa inggris, Khalisa Nur Rahimah menjelaskan betapa sedihnya ketika pertama kali berada di pondok karena berpisah dengan kedua orang tua. Waktu pertama berada di pondok, sangat terasa hampa. Ketika bangun tidur, tidak melihat orang tua, melainkan melihat teman-teman. Namun ketika berada di pondok, kita terlatih untuk menjadi mandiri, bertanggung jawab, percaya diri, dan bekerja sama dengan teman-teman. “Insya Allah semua itu akan menjadi bekal kita untuk sukses”, ungkap alumni yang semasa menjadi santri pernah berkemah di Rusia.
Tazqiya Noor Hayliah sedang menyampaikan pidato perpisahan
Selanjutnya dalam pidato bahasa Indonesia Tazqiya Noor Hayliah menjelaskan perbedaan antara di pondok dan saat kita berada di luar. Di PP Mahasina, kita belajar menggunakan handphone dengan bijak dan sesuai kebutuhan, di bawah supervisi guru. Kita juga diajarkan untuk selalu melaksanakan shalat tepat waktu dan berjamaah “Ini merupakan kebiasaan baik yang mungkin tidak kita temukan di luar,” ungkapnya sembari mempraktikkan analisa komparatif yang dipelajarinya dalam mata kuliah, eh maaaf, mata pelajaran Karya Tulis Ilmiyah.
Tazqiya juga mengucapkan terima kasih kepada Pengasuh PP Mahasina yang selalu meluangkan waktu untuk menyelesaikan berbagai persoalan kesantrian. “Kami melihat Abah dan Ibu Nyai, meski memiliki kesibukan yang luar biasa sebagai tokoh masyarakat, tetap meluangkan waktu mereka untuk mengajarkan ilmu kepada kami. Ilmu yang begitu berharga dan bermanfaat bagi kehidupan kami di masa depan”, ungkapnya sambil menahan kesedihan.
“Kini, menjelang wisuda, kita mengenang betapa banyak kebersamaan yang telah kita lalui. Terima kasih untuk segala kebersamaan selama enam tahun ini. Kita telah saling menyayangi, saling mendukung, dan melewati banyak cobaan bersama,” ungkapnya dengan intonasi lebih tegar.
Selanjutnya, Tazqiya juga memberikan semangat kepada adik-adik kelasnya. “Untuk adik-adik kelas, pesan saya hanya satu: semangatlah dalam menuntut ilmu. Jadilah kader ulama di masa depan, yang dapat membanggakan orang tua, pondok, dan agama,” ungkapnya penuh semangat sekaligus menutup rangkaian pidatonya.
Tim Reportase dan Penulisan Berita dari Santri Jurnalis Kelas 9 MTs Mahasina
Ahmad Zidan Marliansyah
Muhammad Ridho Al-Fathir
Nizhan Nawawi Hidayat
Arva Naraya Usman
Dzikri Maola Abidin
Muhammad Nafis Mirza Ukail
Rafly Rizkiyansah Adnan
Tinggalkan Komentar