Sampah merupakan masalah serius yang dihadapi masyarakat, apalagi komunitas perkotaan. Dalam konteks berbangsa dan bernegara pun, masalah sampah merupakan masalah akut, sehingga menjadi perbincangan serius, mulai dari tingkat nasional sampai tingkat RT/RW. Pada tahun 2023 saja, volume sampah di seluruh Indonesia mencapai 22 juta ton, yang kalau ditaburkan secara merata akan menenggelamkan sebuah kecamatan.
Berdasarkan kenyataan itulah, maka Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadist, Kota Bekasi, bersungguh-sungguh untuk melatih para santri mendaur ulang sampah atau membuat kerajinan tangan dari barang bekas.
Santri putera membersihkan sampah bekas tusuk sate/sosis
Pelatihan ini dibina langsung oleh Ketua Program Ekstrakurikuler, Ust. Nasrul Latif, setiap hari Sabtu, atau sekitar 4 kali dalam sebulan. Untuk sementara pelatihan itu hanya diikuti oleh santri yang berminat saja, baik putra maupun putri. Pada sessi pertama, pelatihan ini menghasilkan cermin berhiaskan bekas tusuk sate dan sendok plastik, sebagaimana terlihat dalam gambar.
Sebagian santri puteri merangkai barang bekas menjadi hasta karya
Pembina Hasta Karya sekaligus Ketua Program Ekstrakurikuler, Ust. Nasrul Latif, menjelaskan bahwa pelatihan ini dimaksudkan agar santri peduli terhadap lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan punya keyakinan bahwa sampah pun bisa dimanfaatkan atau bermanfaat untuk kehidupan manusia. “Intinya, program ini bertujuan membina akhlak para santri terhadap lingkungan hidup,” ujar guru yang juga melatih Tim Paduan Suara PP Mahasina menjuarai kejuaraan penting bahkan membawanya tampil di hadapan Wakil Presiden, beberapa waktu lalu.
Hasta Karya Santri: Cermin berhiaskan sendok bekas dan sampah tusuk sate/sosis
Masih menurut Ust. Nasrul, untuk sementara pelatihan ini akan diarahkan menghasilkan barang untuk dipakai sendiri. Namun untuk ke depan, tidak tertutup kemungkinan untuk menghasilkan barang komersial atau barang yang layak dijual ke masyarakat umum. “Pasti akan keren sekali jika santri PP Mahasina berhasil menjual hasta karya dari barang bekas atau dari sampah,” ujarnya penuh semangat.
Ayo, kami ditunggu karya-karya selanjutnya……!
Tinggalkan Komentar