Pada 18 Maret 2025, seluruh santri antusias mengikuti salah satu agenda penting, berupa seminar ilmiyah dengan nara sumber berkualitas internasional, yaitu Dr. Sara Atha Amin Mohammed, Lc., MA, utusan resmi dari Universitas Al-Azhar Mesir untuk berkunjung ke Indonesia selama bulan suci Ramadhan.
Universitas yang mengutus beliau merupakan universitas berskala internasional. Sedangkan Dr. Sara sendiri merupakan ilmuwan yang juga berskala internasional. Perpaduan dari aroma internasional inilah yang mengundang para santri untuk mengikuti seminar ilmiah ini dengan penuh semangat.
Ditambah lagi dengan informasi bahwa DR. Sara Atha Amin sudah hafal al-Qur’an sejak usia 10 tahun plus menjadi dosen Ushul Fiqih di kampusnya pada usia 30 tahun. “Menjadi dosen di Al-Azhar sejak usia 30 tahun merupakan hal yang luar biasa pada abad ini,” demikian ungkap Ustaz DR. Fahmi Kamil, alumni Al-Azhar yang menjadi salah satu guru di PP Mahasina yang saat itu bertugas sebagai moderator. Semuanya menambah antusiasme para santri untuk mengikuti acara ini dengan penuh khidmat.
Sejak pagi hari, para santri sudah berbincang-bincang mengenai sosok yang akan mengunjungi almamater. Menjelang siang, mereka sudah mempersiapkan diri. Ketika ada informasi “Sudah di jalan tol Becakayu” para santri mulai berbaris di jalan: santri putera di jalan bagian depan, sedangkan santri puteri berbaris di dalam area pesantren. Tim Hadrah juga menyambut dengan nyanyian khas penyambutan tamu penting.
Sesaat setelah DR. Sara Atha Amin datang, acara langsung dimulai, dengan pembukaan, pembacaan ayat suci al-Qur’an, serta menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan negara Mesir berjudul Biladi, Biladi, Biladi (Negeriku, Negeriku, Negeriku), dan lagu Ya Lal Wathan.
Selanjutnya, Pengasuh PP Mahasina, Nyai Hj. Badriyah, Lc, MA menyampaikan sambutannya. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan rasa senang yang sangat besar atas kedatangan DR. Sara Atha Amin seraya mohon maaf atas segala kekurangan. Bu Nyai juga menjelaskan bahwa DR. Sara Atha Amin merupakan inspirasi bagi seluruh santri dengan berbagai macam prestasinya sejak muda.
Masih menurut Bu Nyai, al-Azhar merupakan hal tidak asing bagi PP Mahasina. Saat ini saja, ada 7 pengajar alumni Al-Azhar yang mengabdikan diri di pesantren ini. “Dan saya sendiri adalah alumni al-Azhar yang ke-8”, ungkapnya dengan bahasa Arab yang fasih dan disambut senyuman oleh DR. Sara Atha Amin.
Adapun acara penting pada moment ini adalah ceramah ilmiah oleh DR. Sara Atha Amin berjudul “Peran Media Sosial dalam Pembentukan Hukum Islam.” Sesuai tema, beliau menjelaskan posisi media sosial menurut Islam, berangkat dari kaidah fiqhiyah “al-umuru bi maqasidiha” (segala urusan tergantung pada niat dan tujuannya”. “Para pelajar muslim, harus menggunakan media sosial sebaik mungkin, terutama untuk kepentingan dakwah,” demikian ungkapnya.
Tak lupa, dosen yang juga anggota Majelis Hukama Muslimin (Sebuah lembaga bergengsi yang diketui oleh pimpinan tertinggi Universitas Al-Azhar), juga memberikan pertanyaan kecil. Kebetulan santri PP Mahasina yang dapat menjawab pertanyaan ini adalah Hamezal Labib M, santri Kelas 12 MA Mahasina. Acara seminar diakhiri dengan tanya jawab. Ada 3 santri yang sempat mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh nara sumber dengan lugas.
Oh ya, semua pertanyaan dari santri disampaikan dengan Bahasa Arab ya! Masak bertanya ke dosen termuda Al-Azhar pakai bahasa Indonesia? Malu dong….! Kamu ingin fasih berbahasa Arab atau berbahasa Inggris atau ingin kuliah di perguruan tinggi negeri ternama? Mondoklah di PP Mahasina. Insya Allah sukses!
Tinggalkan Komentar